Dari Lubuk Hati Yang Terdalam
Kala sang surya bangkit dari nestapanya
Kau, yang pertama menukik
Di sanubari
Kau, yang pertama terlintas
Di bawah sadar
Aku, sungguh aku
Benar benar sekejam itukah?
Menggoresmu?
Kita lalui bersama indah dan derita
Namun harus berakhir seperti inikah?
Aku, Sungguh aku
Yang telah membenamkanmu ke dasar sana
Kini Sang Surya menantang tegak tepat dari
kodratnya
Aku menantangnya
Dengan segala kesombongan diri
Tak tahukah kau kesetiaanku pada-Nya?
Surya memberikanku
Satu kata yang takkan pernah terlupa
Maafkan aku sayang,
Aku, Sungguh aku
Yang telah Menggoresmu
Demi fatamorgana durjana sahara?
Demi Ilusinasi Dunia Fana?
Demi Cinta yang tak nyata adanya?
Demi Nafsu Belenggu Jiwa?
Sayang, Kemarilah Mawarku
Surya telah lengser dari singgasana puncak nya
Akan kah kau lengser padaku jua?
Kau selalu disana
Menanti kepulanganku
Ternyata, daku pula lah yang menjauh
Dan kau, percaya aku kan kembali
Ku menggoresmu, kau tetap disana
Ku membenamkanmu, kau tetap disana
Ku katakan ku tak membutuhkanmu,
Semakin kau tahu, aku membutuhkanmu
Aku, Sungguh Aku
Berharap kau disini
Sandarkan dirimu pada pundakku
Duduk bersama di telaga kedamaian
Melihat sang surya tersenyum, tenggelam
12-03-15
No comments: