Selamat Tahun Baru
“Apa lagi yang kau
temukan di luar sana?”
Begitu kata mawar kepada
kumbang. Dia dengan antusias mendengar cerita petualangan-petualangan kumbang.
Setiap malam, dalam letih selepas terbang sepanjang hari kesana kemari, kumbang
menceritakan apa saja yang ia temui kepada mawar. Tidak semuanya kebenaran.
Kadang ia melebih-lebihkan. Kadang ia menyembunyikan sesuatu.
“Kau tahu mawar, manusia
membuat bunga-bunga palsu yang terbuat dari kertas. Menurut mereka bunga palsu
tidak akan pernah menemui kelayuan seperti dirimu. Mereka semprotkan wewangian
yang diperas darimu kepada bunga-bunga palsu itu. Lihat dirimu, entah berapa
lama lagi keindahanmu memudar. Mungkin secepat kau tidak akan melihat
kematianku”
Kumbang merebahkan diri
di samping mawar, memandang ke atas.
“Aku tahu kau bosan
disini mawar. Aku berharap bisa membawamu terbang untuk melihat dunia yang luas
ini. Mawar, asal kau tahu saja ya, aku tidak suka padamu. Aku hanya
merindukanmu saat kau tak ada di sampingku, memikirkanmu sepanjang waktu, dan
membayangkan aku selalu bisa membuatmu bahagia. Jadi jelas ya, aku tidak suka
padamu”
Mawar tersenyum.
“Kumbang, aku punya
imajinasi. Aku cukup mendengarkan semua ceritamu dan seakan aku ikut terbang
dan berkeliling bersamamu. Terkadang cerita jauh lebih indah dari realita. Kau
pernah bercerita bahwa ada sesuatu bernama buku di dunia manusia. Dengan
membacanya, pembaca seakan berada disana. Dengan membacanya pembaca seakan
masuk ke dalam pikiran penulis. Dengan membacanya, pembaca bisa membuka pintu
kebebasan yang sebebas-bebasnya. Itulah yang aku rasakan saat mendengar
cerita-cerita petualanganmu”
“Mawar, kau tahu kan
umurmu sangat pendek. Kau takan bisa menemani ajalku. Esok aku akan berkeliling
kembali ke segala penjuru dan menyampaikan kepadamu apa-apa yang aku lihat.
Radius terbangku akan kuperlebar. Oleh karena itu, Aku akan datang sedikit terlambat esok. Kau sendiri sudah sadar musim
gugur sepekan lagi akan menjelang. Entah aku akan menyusul kematianmu dengan
cepat atau tidak karena mati kelaparan”
Malam itu, kumbang
menutup matanya. Mawar merekatkan kelopaknya.
Menjelang petang, Seekor
kumbang terbang cepat ke arah taman hutan. Namun dia terkejut ketika sang mawar
yang hendak ditemuinya tidak berada di tempat biasa. Seseorang telah
memetiknya. Belum sempat kumbang meneteskan air mata, datang sang angin
membisikan kata-kata padanya.
“Ini adalah tahun terburuk
sepanjang hidupmu”
Kumbang menatapnya tajam.
“Tidak angin. Mungkin iya sampai sejauh ini. Namun barangkali tahun depan bisa
jauh lebih buruk? Siapa yang tahu?”
No comments: