Tulang Rusuk Belahan Jiwa



“Ujang... Ujang...”

Pagi hari buta pangkalan ojeg dikejutkan oleh teriakan Aceng. Dengan keadaan masih memakai sarung, dia berlarian dari rumah ke pangkalan ojeg sambil berteriak-teriak nama sohibnya itu.

Orang-orang yang sedang berada di pangkalan ojeg semuanya menoleh pada Aceng. Ujang pun yang mendengar dari kejauhan sedikit kaget. Ada apa gerangan si Aceng berlari-larian begitu. Padahal sudah seminggu si Aceng tidak ngojeg. Dia terjatuh di jalan pulang ke rumahnya selepas seharian mengojeg. Beruntung malam itu, sedang banyak orang meronda. Aceng bisa diantar ke puskesmas dengan cepat.

Namun, puskesmas memberikan rujukan agar membawa Aceng ke rumah sakit. Aceng didiagnosa mengalami patah tulang rusuk. Tidak terlalu parah, namun menurut pihak puskesmas, rumah sakit memiliki fasilitas yang jauh lebih lengkap dibanding puskesmas, untuk menangani cedera si Aceng.

“Ada apa Ceng? Kenapa tiba-tiba lari-larian? Sambil teriak-teriak nama saya lagi. Malu-maluin kamu Ceng”

“Musibah Jang, Musibah!”

Aceng menunjukan map kepada Ujang.

“Apa ini teh Ceng?”

“Ini hasil ronsen tulang rusuk saya dari rumah sakit”

Ujang memperhatikan dengan seksama hasil ronsen tulang rusuk Aceng.

“Kenapa Ceng? Ga ada yang aneh. Cuma keliatan ada sedikit goresan tuh di tulang rusuk kamu. Palingan itu bekas luka jatuh kemarin kan?”

“Bukan itu masalahnya Jang”

“Terus?”

“Lihat baik-baik Jang. Tulang rusuk saya ternyata lengkap Jang! Kiri dan kanan sama, jumlahnya. Saya ga tahu ternyata selama ini saya memiliki kelainan. Padahal saya kan sudah menikah Jang. Saya sudah punya istri”

“Kamu ini ngomong apa sih Ceng?”

“Kamu ini ga paham atau emang ga ngerti sih Jang. Wanita itu kan diciptakan dari tulang rusuk Laki-laki yang sebelah kiri. Jodoh kita adalah jelmaan dari diri kita sendiri. Istri kita diciptakan dari tulang rusuk kita. Jadi tulang rusuk kiri saya yang sebelah kiri seharusnya lebih sedikit satu buah dari yang sebelah kanan. Tapi kok ini malah lengkap. Padahal saya sudah kawin Jang, Sudah Kawin! Saya curiga, jangan-jangan selama ini istri saya bukan jodoh saya. Makanya saya sengaja datang ke kamu dulu. Saya belum beri tahu istri saya. Saya takut ternyata saya memang sudah ditakdirkan tidak punya jodoh”

Ujang tertawa terbahak-bahak.

“Ya Ampun Ceng... Kamu ini.. Kamu pernah belajar Anatomi tubuh manusia ga sih Ceng? Tulang rusuk manusia emang lengkap. Sama jumlahnya yang kiri dan kanan. Sama juga jumlahnya baik laki-laki maupun perempuan. 24 buah, ada 12 pasang. Memang begitu kenyataannya”

Aceng terbengong-bengong.

“Masa sih Jang? Tapi setau saya sejak dulu, yah memang begitu. Saya selalu beranggapan bahwa tulang rusuk saya yang sebelah kiri kurang satu buah. Lagian juga menurut agama, memang wanita itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki kan?”

“Iyah, dalam beberapa literatur, memang dijelasin begitu. Tapi itu kan perlu penafsiran lebih. Barangkali Cuma Siti Hawa saja yang diciptakan dari tulang rusuk nabi adam. Pula yang lebih populer, itu cuma kiasan belaka Ceng. Perempuan itu seperti lengkungan tulang rusuk, kalau diluruskan secara paksa bisa menimbulkan patah. Perempuan itu dekat ke hati, dilindungi oleh lengan”

“Ooh...”

Tiba-tiba, seorang perempuan, sepertinya calon penumpang, yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka berdua ikut bicara.

“Kang Aceng... Kang Aceng... nyebelin banget sih jadi orang. Beneran yah kalau saya jadi istri kang Aceng, saya racun minuman kamu kang Aceng”

Aceng menjawab dengan cerdik.

“Euleuh euleuh teh, kalau teteh jadi istri saya, saya langsung minum saat itu juga itu minuman!”

Jawab Aceng sambil ‘ngaleos’ tiis. 

No comments:

Powered by Blogger.