Berkaca pada Amerika Serikat
Saya pernah ingat suatu ketika, Profesor
Michio Kaku, seorang ilmuan kenamaan Amerika Serikat keturunan jepang dalam
suatu seminarnya mengatakan bahwa negaranya saat ini sedang dalam masa
kejatuhan.
Saat itu salah seorang pendengar berargumen bahwa Pendidikan bukan merupakan kunci kemakmuran suatu negara. Pendengar yang merupakan mahasiswa itu memberikan contoh Amerika pasca perang dunia kedua hingga memasuki abad ke 21.
Menurut survey yang dilakukan di seluruh
dunia, Amerika yang di masa-masa itu bukanlah negara dengan tingkat pendidikan
terbaik, mampu menjadi negara adidaya mengalahkan bangsa-bangsa lain. Bahkan konon,
berhasil mendaratkan salah satu warga negaranya di bulan.
Michio Kaku menanggapi dengan argumennya
yang menurut saya merupakan salah satu argumen terbaik dari seorang Michio Kaku.
Dia mengakui bahwa pada masa pasca
perang dunia kedua hingga memasuki abad ke 21, Amerika adalah negara terhebat. Negara
Adidaya, Negara Adikuasa, Polisi Dunia, Pemimpin perkembangan teknologi, hingga
Patokan Nilai Ekonomi berbagai negara di dunia. Kendati demikian, tidak dapat
dipungkiri bahwa Pendidikan adalah kunci dari kemakmuran dan kemajuan suatu
bangsa.
Amerika, saat ini sedang dalam masa
penurunan. Hampir dalam semua aspek kehidupan. Mulai dari Ekonomi hingga
perkembangan teknologi, Amerika bukanlah nomor satu lagi. Ekonomi dunia saat
ini dikuasai tiongkok, pusat-pusat riset dan teknologi kini sudah dapat kita temui
diseluruh penjuru dunia, tak lagi terpusat di Amerika. Kita dapat melihat
berbagai negara mulai merintis stasiun ruang angkasa mereka sendiri. Amerika berada di posisi satu dunia dalam anggaran negara
untuk militer saja.
Lalu apa yang salah? Mengapa kini negara
kita (AS) tidak menjadi nomor satu dunia lagi? Apakah karena Pendidikan kita
yang semakin buruk?
Menurut Michio Kaku, tidak ada yang
berubah dari sistem pendidikan di Amerika Serikat. Sejak dahulu, Pendidikan di
Amerika Serikat sudah buruk. Yang membuat Amerika memasuki masa penurunan ini
adalah dicabutnya Visa Khusus untuk Individu dan Ilmuan Asing yang Jenius.
Sejarah membuktikan bahwa Ilmuan-Ilmuan
Hebat Amerika tidak lahir di Amerika. Ambil contoh satu saja Albert Einstein,
dia adalah warga negara Jerman-Swiss. Dia yang seorang Yahudi melarikan diri ke
Amerika saat perang dunia dua menghindari kebijakan Hitler. Dia menjadi salah
satu Ilmuan penting Amerika dan menjadi warga negara Amerika karena Visa khusus
bagi Individu atau Ilmuan Asing Jenius. Konon dia juga ikut serta dalam
penelitian terhadap pembuatan bom atom.
Ilmuan-ilmuan yang tidak terlahir di
Amerika selalu menjadikan Amerika sebagai tujuan utama karena selain dianggap
lebih menghargai pada saintis dibanding negara asal mereka, Amerika juga
memiliki fasilitas yang lebih memadai dan jaminan hidup yang lebih meyakinkan.
Selama hampir puluhan tahun, Posisi-posisi strategis dalam riset diisi oleh
Warga Negara yang tidak lahir di Amerika.
Visa Khusus ini sudah dicabut dan tidak
berlaku lagi hari ini karena dianggap mengurangi lapangan pekerjaan bagi warga
negara asli yang lahir di Amerika. Inilah, menurut Michio yang menjadi penyebab
kemunduran Amerika.
Dahulu, Amerika adalah destinasi tujuan
bagi para Ilmuan Jenius di seluruh dunia. Dengan dicabutnya visa ini, maka
Ilmuan-Ilmuan, bahkan calon-calon saintis dunia mulai mengembangkan sendiri
riset dan penelitiannya di negara mereka masing-masing. Ketertarikan dunia pada
abad modern ini mulai tinggi terhadap Sains dan Teknologi. Negara-negara di
dunia mulai peduli dan memfasilitasi Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
Mengapa pencabutan Visa khusus ini
justru berdampak buruk bagi Amerika sendiri?
Karena Pendidikan di Negara kita (AS) itu buruk!. Dengan nada tinggi Michio menjelaskan argumennya tersebut. Posisi-posisi strategis dalam Penelitian Riset dan Teknologi yang kini steril dari Ilmuan Asing ternyata masih tetap kosong. Faktanya, Pendidikan di Amerika tidak mampu menghasilkan pengganti-pengganti yang sepadan dengan Ilmuan Asing tersebut.
Semua anak-anak penuh pertanyaan dalam
kepalanya terhadap segala hal yang mereka lihat di dunia. Apa itu Matahari, Apa
itu Bintang, Mengapa Air mengalir, Mengapa Lampu menyala bahkan hingga hal
sekecil apapun selalu terlintas rasa penasaran dan ingin tahu. Namun Sekolah
menghancurkan rasa ingin tahu mereka. Hafalan menghancurkan mereka, PR
menghancurkan antusias mereka, Nilai merusak karakter mereka, Orang lain yang
menentukan minat mereka, Bahkan orang lain dapat menentukan apakah mereka bodoh
atau tidak.
Michio Kaku, melihat pendidikan di
Amerika Serikat seperti itu. Sebagai warga negara Amerika, Michio bukannya
ingin dilakukan pencabutan terhadap Visa Khusus Individu Jenius tersebut. Namun
dia ingin, pendidikan jangan dianggap sepele oleh masyarakatnya. Selama ini,
kunci dari kemajuan Amerika adalah Pendidikan. Sekalipun penopangnya bukan
Sistem Pendidikan negara mereka sendiri.
Kita dapat berkaca dari Amerika Serikat
tentang pandangan Michio Kaku terhadap pendidikan di negaranya. Bahwa untuk
menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dibutuhkan Sistem Pendidikan
yang berkualitas. Kita saat ini bahkan masih meraba-raba sistem pendidikan yang
sesuai. Pendidikan di negara kita harus disterilkan dari tangan-tangan kotor
politik. Kita harus siap menyambut bonus demografi dan Generasi Emas 100 tahun
Indonesia merdeka pada 2045 nanti.
No comments: